---
Hei, kamu tahu aku hanyalah bayangan dari
kesedihanmu, apakah kamu percaya?
Hei, kamu. Iya, kamu. Aku adalah hati yang
menebarkan cinta yang kau rasa, apakah kamu merasakan?
Hei, kenapa diam saja. Jawablah! Aku adalah
amarah yang menguasai kemarahanmu, apakah kamu mengetahui?
Hei, kamu yang tenggelam dalam masa lalumu.
Aku adalah luka yang kau rasa dan terima selama ini, apakah kamu kesakitan?
Hei, tersenyumlah. Mengapa kamu cemberut.
Aku adalah senyummu. Senyum yang menghiasi hari-harimu. Bukankah kamu merasakan
kehangatan ini?
Hei, kenapa kamu hanya menatap tajam. Aku
adalah rasa iri yang terbenam didalam hatimu. Bukankah kau merasa selalu
menginginkan?
Hei, hei, kamu berdiri tinggi sekali.
Ajaklah aku. Karena aku adalah rasa sombong dipikiranmu. Bukankah kamu selalu
merasa tinggi?
Hei, kamu tahu aku seperti sebuah pepatah.
Aku adalah diammu. Diam yang seperti emas. Bukankah kamu selalu menimbun yang
kamu rasakan?
Hei, ikutlah aku. Ke tempat yang gelap.
Dimana kamu bisa merasa sendiri. Aku adalah segala keresahanmu. Remaja sekarang
menyebutku galau. Apakah kamu merasa getir?
Hei, matamu menyembunyikan sesuatu.
Keluarkanlah. Aku adalah rasa tangismu. Jangan kau timbun aku terlalu lama.
Apakah kamu menahannya?
Hei, kamu manusia. Simpanlah banyak-banyak
apa yang kamu alami hari ini. Jangan ragu-ragu. Karena aku adalah kenanganmu.
Yang selalu kau ingat selalu. Bukankah kamu mengingatnya?
Hei, oh hei, kenapa kamu berwajah kusut.
Lihatlah aku adalah keputus asaanmu. Kau selalu berwajah kusut begitu. Bukankah
kamu pernah mengalami rasa putus asa?
Hei, kenapa kamu berdiri didepan selalu.
Jangan lupakan aku. Aku adalah rasa beranimu. Kau terkadang selalu bertindak
tanpa pikir panjang. Apakah kamu mengalami itu?
Hei, kau menyimpan hal yang buruk. Dan
selalu kau memanggilku untuk hal itu. Aku adalah rasa benci. Bukankah kamu
menyimpannya juga?
Hei, hei, hei. Aku disini. Kau jangan
menunduk terlalu bawah. Aku adalah kamu juga. Aku adalah rasa malu dirimu.
Jangan kau anggap aku terkadang selalu menunduk, tetapi aku juga bisa menahan
tapa menunduk ke bawah. Apakah kamu mengalaminya? Ya kan?
Hei, kamu. Kamu. Kamu. Kamu. Aku adalah
rasa penasaranmu. Menghiasi tanda tanya yang engkau terkadang selalu
mengerutkan dahimu. Bukankah kamu selalu ingin tahu?
Hei, suaramu lucu sekali. Itu seperti aku.
Iya aku adalah tawamu. Engkau gembira, maka akupun juga. Tak ada yang
memisahkan kita. Iya kan?
Banyak sekali hal yang kita rasakan
menumpuk didalam diri kita, apabila kita merasakannya maka kamu tahu rasa
tersebut akan selalu mengikutimu. Entah kamu dimana. Kapan. Ataupun bagaimana.
Karena kita tak tahu perasaan itu selalu konstan ataukah tidak. Karena kita
terkadang goyah oleh suatu hal. Karena kita terkadang mengikuti hasrat kita.
Karena kita terkadang terjebak oleh suatu pilihan. Karena kiita terkadang
mengikuti feeling kita. Tidak ada yang tahu, kita mengeluarkan rasa apa saja
untuk hari ini, kemarin ataupun besok. Karena rasa didalam kita hanyalah mesin
dan kita, manusia adalah penggerak. Ketika kita menggerakan salah satu yang kita
rasakan, maka yang kita rasa akan menjadi sebuah mesin yang memompa ke dalam
hati, pikiran ataupun tindakan. Percaya atau tidak, mereka selalu
menyelimutimu. Kepada segenap jiwamu. Tanpa terkecuali. Karena kita tak bisa
memilih rasa senang ataupun benci. Kecuali jika kamu sanggup mengendalikan
rasa-rasa tersebut.
Kepada rasa, terima kasih telah menemani
hari-hari yang kulalui.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar